Sabtu, 01 Desember 2012

KEWIRAUSAHAAN


RESUME KEWIRAUSAHAAN
Hal : 54 – 64

Mata Pelajaran            : Kewirausahaan
Kelas/Jurusan              : XII AK 1
Sekolah                       : SMK Negeri 3 Pontianak
Nama                           : Novia Paula Rolanda
Web/Blog                    : Noviapaula.blogspot.com

B. RESUME

3.  Strategi Pemetaan Produk (Product Mapping)
Sebuah usaha dapat sukses karena dibangun melalui pemikiran skala industri, dan dijalankan dengan jelas baik dari segi skala organisasi, usaha maupun jangkauan pasarnya. Pada umumnya suatu perusahaan terlebih dahulu akan melakukan pemetaan posisi perusahaan terhadap pasar, khususnya terhadap pesaing yang paling potensial. Banyak wirausaha yang sulit berkembang karena tidak mengetahui pesaing usaha yang paling potensial yang harus dihadapi. Kebanyakan hanya berkonsentrasi pada tingkatan masing-masing agar dapat lolos dari ketatnya persaingan pasar. Oleh karena itu, sebelum menjalankan usaha, sebaiknya wirausaha membuat hierarki pemetaan produk (hierarchy of product mapping). Selain itu baru dilanjutkan dengan pemetaan kualitas, harga dan popularitas produk sehingga tercapai rencana usaha yang baik.

4.  Strategi Pemetaan Kualitas dan Harga Pasar untuk Mengetahui Posisi Produk di Pasar
Salah satu penyebab kegagalan ketika usaha sudah mulai berjalan adalah ketidaktahuan akan posisi kualitas dan harga produk di tingkatan pasar pesaingnya. Semakin mengetahui posisi strategis produk di pasar, akan mempermudah wirausaha menjalankan, memperbaiki strategi, menyusun rencana usahanya. Konsep pemetaan kualitas dan harga antara produk-produk di pasar adalah dengan membandingkan kualitas produk dengan harga yang disebut Value-Based Pricing. Sebagai acuan pemetaan digunakan kualitas produk yang sering dibeli konsumen dengan harga rata-rata pasar.

5.  Mengetahui Teori Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand Theory)
Salah satu teori yang harus dikuasai seorang wirausaha dalam mempersiapkan strategi menjalankan usaha adalah teori permintaan dan penawaran (Supply and Demand Theory). Ketidakmengertian teori ini dapat mempengaruhi mekanisme pengambilan kebijakan harga dan keseimbangan pasar produknya.
Mekanisme harga dipasar adalah proses yang terjadi karena adanya tarik-menarik antara konsumen yang ingin memiliki suatu produk yang ditawarkan produsen dengan harga yang membuat semua pihak merasa terpuaskan. Harga merupakan hasil (laba) dari keseimbangan tarik-menarik di pasar (penawaran dan permintaan). Harga barang akan naik jika permintaan barang dari konsumen lebih besar dari barang yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar, dan begitu pula sebaliknya. Itulah yang disebut dengan mekanisme harga yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
a.    Perilaku konsumen dan permintaan suatu produk di pasar
Perilaku konsumen terhadap suatu barang akan menimbulkan permintaan di pasar. Hal ini yang menjadi dasar dari Hukum Permintaan, yaitu bila harga barang naik, jumlah barang yang diminta konsumen akan menurun, dengan kondisi ceteris paribus (semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah tidak berubah), begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena ada 2 anggapan pokok untuk dapat mewujudkan Hukum Permintaan, yaitu:
1)   Kepuasan setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau satuan terukur lainnya seperti volume, berat, panjang, dll. Pendekatan itu disebut dengan Marginal Utility.
2)   Tingkat kepuasan konsumen dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh karene itu, pendekatan konsumen tidak bisa dipastikan atau diukur (Indifference Curves).
Hukum Gossen atau sering disebut dengan  law of Diminishing Marginal Utility (kepuasan bisa diukur) menyatakan semakin banyak suatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan marginil setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun.
Jadi, dalam mencapai kepuasan marginalnya konsumen akan selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dengan kuantitas dan harga yang seimbang, yang disebut dengan Customer Satisfaction Equilibrum.

b.   Mekanisme harga di pasar
The Law of Diminishing Return adalah hukum yang menyatakan bahwa bila suatu macam input ditambah dengan penggunaannya sedangkan input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap unit input (nilai tambah) yang ditambahkan akan meningkat tetapi kemudian akan menurun bila input tersebut terus ditambah.
Keseimbangan pasar akan terjadi apabila jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah permintaan dari konsumen untuk mencapai kepuasannya dengan harga tertentu. Inilah yang menjadi dasar terciptanya sebuah transaksi. Untuk itu, di dalam pasar akan terjadi pertemuan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran yang akan tercipta titik keseimbangan (equilibirium).
Hukum penawaran adalah semakin tingginya harga suatu barang di pasar diharapkan jumlah barang yang ditawarkan akan semakin tinggi juga (dari sisi produsen). Hukum penawaran tidak akan menciptakan terjadinya sebuah transaksi jika tidak terjadi pertemuan (interaksi) dengan hukum permintaan.
Dengan mengetahui konsep harga, hukum permintaan, hukum penawaran, dan keseimbangan pasar, seorang wirausaha diharapkan dapat menentukan harga dan jumlah barang yang akan menyebabkan terjadinya Break Event Point (BEP). BEP dapat digunakan untuk menentukan strategi kebijakan harga dalam rencana usaha.

6.  Mengenai Perilaku Konsumen dalam Menentukan Strategi Pemasaran dan Promosi
Tidaklah mudah untuk mengenal perilaku konsumen yang terkadang mengatakan bahwa ia membutuhkan sebuah produk, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku konsumen yang sebenarnya dalam membeli produk yang dibutuhkannya.
a.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu barang adalah sebagai berikut:
1)   Faktor budaya
Faktor budaya dari target konsumen yang dibidik sangat penting untuk diketahui dalam proses pembuatan dan perencanaan strategi pemasaran. Faktor ini sangat mendasar dalam menentukan perilaku pembelian. Contohnya, bangsa Indonesia gemar daging sapi, berbeda dengan bangsa India yang mayoritas melarang untuk memakan daging sapi.
2)   Kelas sosial
Budaya feodalisme yang diwariskan sejak zaman dahulu sulit dihilangkan dan menjadi permasalahan kelas sosial yang melekat dalam kebudayaan Indonesia. Kelas sosial menentukan perilaku pembelian masyarakat, di mana anggota kelas sosial dibesarkan dengan sistem, tata krama, karakter dan gaya yang berbeda.
Kelas sosial terbagi atas:
a)    Kelas sosial atas
b)   Kelas sosial atas – menengah
c)    Kelas sosial atas – bawah
d)   Kelas sosial menengah – menengah
e)    Kelas sosial menengah – bawah
f)    Kelas sosial bawah – bawah
Kelas sosial digolongkan dan diidentifikasikan dari:
a)    Tingkat pendapatan
b)   Fasilitas yang dimiliki
c)    Jabatan dan tingkatannya
d)   Posisi di masyarakat
e)    Tempat tinggal
f)    Kebiasaannya
3)   Keluarga
Keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.
4)   Usia dan tahap siklus hidup
Perilaku belanja seorang konsumen berusia muda akan berbeda dengan konsumen berusia tua. Oleh karena itu, terdapat produk yang digolongkan berdasarkan usia dan siklus hidupnya, seperti produk untuk anak balita dan anak-anak yang berbeda dengan gaya remaja, produk remaja dengan produk dewasa, dan produk dewasa dengan produk orang tua.
5)    Jenis pekerjaan
Perilaku belanja seorang dosen akan berbeda dengan seorang insinyur, perilaku belanja seorang dokter berbeda dengan seoarng pengacara, dan seterusnya.
6)   Kondisi ekonomi
Orang yang kondisi ekonominya baik akan berbeda perilaku konsumsinya dengan orang yang kondisi ekonominya lemah.
7)    Gaya hidup
Gaya hidup orang kota akan berbeda dengan orang desa.
b.   Proses keputusan pembelian
Proses seseorang mengambil keputusan untuk membeli suatu prosuk merupakan salah satu hal yang harus dipelajari oleh seorang wirausaha, khususnya dalam menentukan strategi promosinya. Ada lima peran yang dimainkan seseorang dalam mengambil keputusan pembelian yaitu:
1)   Pencetus ide (initiator), yaitu ornga yang pertama kali mengusulkan unutk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2)   Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orng yang pendapatnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang.
3)   Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang memutuskan untuk membeli atas input, pengaruh, dan pemikirannya sendiri.
4)   Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual, baik bersifat administratif atau prosesnya.
5)   Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan secara langsung suatu barang atau jasa tertentu dari proses keputusan membeli dan dapat memberikan feedback atau saran kepada keempat pemberi pengaruh di atas.
Menurut The Adapters Curve dari Everett Rogers, keputusan membeli produk yang baru diluncurkan akan sangat bergantung dari karakter pasar atau pembeli dalam menanggung atau menghadapi sebuah risiko dari keputusan tersebut. Terdapat 5 tahapan yang perlu diketahui oleh seorang wirausaha, yaitu tahapan innovator, tahapan early adopter, tahapan early majority, tahapan late majority, dan tahapan latest user.
Pengetahuan ini perlu diketahui, dimengerti, dan dipahami oleh seorang wirausaha keika meluncurkan produk barunya agar mengetahui besarnya persentase awal calon pembeli yang berani membeli produknya. Oleh karena itu, ketiak merencanakan strategi promosi dalam memulai pemjualan produk, wirausaha perlu mengadopsi pengetahuan dan pemahaman tentang siklus hidup produknya.

B. SOAL ESSAY
1.    Mengapa banyak wirausaha yang sulit berkembang?
2.    Sebutkan salah satu penyebab kegagalan ketika usaha sudah mulai berjalan!
3.    Apa yang dimaksud dengan mekanisme harga di pasar?
4.    Apakah yang menjadi dasar dari Hukum Permintaan?
5.    Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen!
6.    Apa yang dimaksud dengan pengambil keputusan (decider)?
7.    Apa yang dimaksud dengan The Law of Diminishing Return?
8.    Sebutkan bunyi dari Hukum Gossen!